Entry
2nd
Kadang, yang membuat saya kesal kepada para pemuda
indonesia adalah satu perkataan sebagai berikut,
“Ah,
gak mau bercita-cita terlalu tinggi. Nanti kalau gak kesampean kan jatuhnya
sakit, dan mungkin aja jadi kecewa
berlebihan, sampai-sampai frustasi.”
Kata-kata inilah yang sebenarnya menyurutkan
semangat anak bangsa zaman sekarang. Menutup pandangan mereka akan hal-hal
positif yang menanti mereka di waktu yang akan datang. Menenggelamkan semangat
agar terus berkreasi setiap harinya, lebih baik dan lebih baik. Memberikan
doktrinasi “udahlah segini juga cukup” setiap harinya kepada pikiran mereka.
Padahal, cita-cita adalah salah satu hal yang paling penting di
kehidupan ini loh kawan.
Kenapa?
Karena cita-cita adalah tujuan hidup kita di masa
depan.
Karena cita-cita adalah patokan kita untuk melakukan
kegiatan di hari ini dan hari yang akan datang.
Karena cita-cita adalah imaji paling manis yang
dapat mengisi waktu luang kita dengan suatu kegiatan positif yang berdampak
positif pula di masa depan.
Dan cita-cita adalah motor bagi semangat kita.
Dengan memiliki cita-cita, bukankah kita menjadi
lebih terpacu untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan cita-cita itu?
Dan itu sangatlah berdampak bagi kehidupan kita di masa depan. Misal, saya bercita-cita sebagai
dokter. Setiap harinya saya berdoa agar cita-cita saya terkabul. Lalu saya
menambah waktu belajar saya agar nanti bisa masuk jurusan kedokteran di
universitas luar negeri. Jajan saya sedikit, karena saya sisihkan uang lebih
banyak agar waktu kuliah nanti, saya tidak terlalu membebani orang tua. Dan
saya sering surfing di internet untuk menjelajahi dunia kedokteran. Saya update
akan dunia kedokteran.
Dapatkah kawan memperkirakan jadinya apa saya jika
benar-benar melakukan hal-hal di atas?
Ya, belajar ditambah. Bidang sains, sosial, dan
bahasa. Peluang besar saya akan mendapatkan beasiswa 100 % ke universitas luar
negeri. Akademis bisa saya raih karena proses tadi.
Jikapun saya tidak ke luar negeri, mungkin saya bisa
masuk universitas terbaik di Indonesia dengan jurusan kedokteran..
Dan kalaupun itu tidak terwujud, saya masih bisa
belajar di fakultas kedokteran dimanapun itu universitasnya, walau swasta
sekalipun. Tapi apa salahnya? Toh, yang dilihat bukankah kualitas pada diri
kita masing-masing?
Ok, lalu, mungkin saya sudah memiliki tabungan yang
berlebih untuk membiayai hidup saya di luar negeri bila saya kuliah di luar
negeri. Atau di luar kota bila universitas terbaiknya ada di luar kota. Dan
mungkin, bila itu tidak digunakan untuk biaya kehidupan (maksudnya masih
dibiayai orang tua), saya bisa membeli perangkat penunjang kulia saya, misal
literatur, PC, laptop, software, dan sebagainya. Dengan seperti itu, saya tidak
terlalu membebani orang tua saya. Dan saya akan tetap belajar untuk menggapai
cita-cita yang saya inginkan agar nanti dapat membahagiakan orang tua tercinta
yang telah rela berkorban demi anak-anaknya yang tersayang.
Dan berpeluang besar, saya bisa menjadi seorang yang
berpengaruh dalam discovery sesuatu
yang baru dengan didukungnya oleh wawasan saya gara-gara sering surfing di
internet tentang dunia kedokteran. Saya bisa kerja lebih muda dong karena
discovery itu. Mengumpulkan wawasan dan pengetahuan, lalu berpikir, dan
akhirnya mendapatkan sesuatu yang baru.
Dan hal-hal di atas semua dapat terjadi karena kita
setiap hari berdo’a kepada Allah SWT. Di
setiap usai sholat, kita berdo’a agar cita-cita kita terkabul. Dan kita
berikhtiar untuk mewujudkannya. Akhirnya, tercapailah cita-cita kita itu. Allah
memudahkan kita yang setiap hari beribadah dengan khusyuknya dan berdo’a agar
cita-cita kita terkabul untuk menggapai cita-cita itu. Dan pada klimaksnya,
seperti yang telah disebutkan tadi, kita pun akan menggapai cita-cita kita.
Dan setelah saya menyelesaikan studi kedokteran,
saya langsung bekerja sebagai dokter. Banyak pasien yang berobat. Penghasilan
saya lebih dari cukup untuk menghidupi saya, orang tua saya, dan keluarga saya.
Akhirnya, saya dapat pergi haji bersama kedua orang tua tercinta.
Nah, ini semua dapat terjadi karena kita melakukan
sebuah pengorbanan. Pengorbanan tenaga, waktu, dan finansial kita lakukan dari
awal. Kita berdo’a, belajar di waktu luang, dan berkorban uang jajan agar dapat
kita sishkan untuk menabung demi masa depan. Inilah pengorbanan paling manis
sepanjang masa. Pengorbanan yang berujung pada sebuah kesuksesan yang tak
ternilai harganya dibandingkan dengan pengorbanan kita di masa lalu.
“Tapi,
bukankah kemungkinan cita-cita kita tak terkabul masih ada?”
Memang benar masih ada. Tapi walaupun tidak
terwujud, tetapi kita telah naik tingkat menjadi seseorang yang lebih baik
akibat pengorbanan kita untuk menggapai cita-cita itu. Tak ada namanya “jatuh dari cita-cita”. Pengorbanan
demi pengorbanan yang kita lakukan otomatis menaikkan level kita. Dan kita pun
akan tetap menjadi seseorang yang lebih baik dari dahulu, dan malah berguna
bagi orang lain.
“Cari
aman ah. Cita-citaku gak mau terlalu jauh.”
Sifat seperti ini harus kita buang jauh-jauh kawan.
Motivasi akan seret jika kita terus bersifat seperti ini. Kita akan bekerja
segitu-gitu aja. Gak ada peningkatan karena tujuan kita pun hanya sesuatu yang
pas-pasan. Tak ada nilai waw, spektakuler. Semangat akan runtuh. Malas akan
merambah. Dan nantinya, apakah akan sukses dengan ikhiar yang tidak optimal?
Toh, pepatah memgatakan,
“Gantungkanlah
cita-citamu setinggi langit”
Dan kita pun belum tau langit itu ujungnya dimana.
Langit itu setinggi apa. Jadi bebas dong kita bercita-cita. Setinggi apapun.
Semuluk-muluk apapun.
Yang dilihat sebenarnya bukan hasil akhir kawan.
Melainkan proses bagaimana kita berkorban untuk menggapai cita-cita kita.
Jika kita berikhtiar sepenuh hati dan tenaga, maka
peluang besar cita-citamu akan terwujud. Dan walaupun tidak terwujud, kawan
telah jauh berada di level atas daripada orang-orang yang cita-citanya gak mau
tinggi-tinggi.
Jadi, bukankah cita-cita itu memang harus tinggi?
Ya, agar kita tetap terus berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari
sebelumnya.
Maka dari itu, bercita-citalah yang tinggi dari
sekarang kawan. Ayo semangat! Allahu Akbar!
“Cita-citaku ingin menjadi seorang dokter yang
memimpin ikatan dokter sedunia!”
“Cita-citaku ingin menjadi seorang astronot yang
berhasil menemukan planet yang bisa dihuni oleh manusia!”
“Cita-citaku ingin menjadi seorang arkeologi yang
dapat memecahkan misteri Piramida!”
“Cita-citaku menjadi seorang anggota Power Ranger!!!
(???)”
Oke, di akhir entry ini, saya akan menyampaikan
quotes yang InsyaAllah dapat memberi motivasi kepada kawan semua.
“Pengorbanan
merupakan suatu garis lurus yang ditarik dari titik kemelaratan menuju titik
klimaks kesuksesan”
Sekian, bertemu di entry berikutnya... by Zuar
entri selanjutnya please
BalasHapusalhamdulillah bisa bermanfaat bagi teman. hehe oke oke
BalasHapus