Kamis, 08 November 2012

Minna De Ganbarimasho!

Marhaba!
Untuk entri kali ini, Zuar akan berbagi lirik lagu mengenai semangat untuk menggapai mimpi kita!! hahaha!! Spirit for reach our Dream!!
 
 
 
Minna De Ganbarimasho!
Mari Berjuang Bersama!
 
Karya: Dziban Naufal, Fauzan Nadhir El Fikri
 
Hey kawan
Tahukah engkau
Bahwa kegagalanmu bukanlah kiamat
 
Hey kawan
Tahukah engkau
Bahwa kegagalanmu adalah pelajaran
Terus Berjuang!
United We Stand!
Anata wa Hitori Janaiii....!!!
 
Reff :
Mimpimu itu layaknya sang mentari pagi
Yang terus pancarkan harapan dan keajaiban
Yakinlah bahwa takdir takkan pernah membohongi
Jangan menyerah!
Never Give Up!
Minna De Ganbarimasho!!
Hey kawan
Tahukah engkau
Kemenangan tlah menunggu di ujung jalan
Hey kawan
Tahukan engkau
Bahwa persahabatan adalah kekuatan
Tetap Bersama
Victory is us!
Anata wa Hitori Janai....!!!
Back to Reff
 
Minna de x6
 
Lihatlah masa depan
Tetapkan tujuanmu
Hari esok kan tiba
Hilangkan segala ragu
Lampaui batas
Kejar mimpimu
Ohhh.....
 Back to Reff
Back to Reff
 



Kamis, 30 Agustus 2012

A Failure isn't a Doomsday

Guru masuk. Minggu lalu kami melaksanakan ulangan di pelajarannya yang pertama. Kali ini, beliau membawa satu pak kertas ulangan yang kemarin-kemarin kami kumpulkan. Tetapi sekarang ditambah dengan noda merah di setiap kertasnya. Ulangan kami telah di nilai.

Satu persatu nama-nama siswa di kelas kami dipanggil untuk diberikan hasil ulangannya.

"A, maju ke depan"
"B, maju ke depan"
"C, maju ke depan"

Selanjutnya aku yang maju ke depan.
Dengan keringat dingin yang terus menetes dari pelipis, kening, dan wajah yang pasi akibat beban memikirkan hasil ulangan yang tak karuan. Langkah serasa berat diambil. Pembuluh darah menyempit. Detak jantung menambah akselerasinya. Oksigen serasa kian tipis. Suhu kian meninggi dengan pertambahan seratus derajat celcius tiap detiknya.

Sekarang mataku saling bertatapan dengan guru itu. Tatapan beliau layaknya sebuah anak panah yang menusuk dadaku. Membuatku pengap. Bidikan matanya begitu mengerikan. Tepat ke dalam korneaku.
Beliau melirik kertas ulanganku, lalu mengomel dengan suara yang membuat hatiku begitu ciut layaknya balon yang kehilangan heliumnya.

"Apa-apaan kamu ini? Bukanya ibu sudah mengajarkan kelas ini tentang materi ini? Teman-temanmu aja banyak yang nilainya seratus, lah kamu? Kenapa cuma empat puluh?"

Tidaaaaaaaak!!!!! Tidaaaaaaak!!! Tidaaaaak!!!
Nilai merah! Memalukan! Merugikan! Tak tahu malu aku ini! Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kiamat! Kiamat!

Aku langsung saja mengambil kertas ulanganku yang disodorkan kepadaku dengan tangan penuh ancaman, tangan guruku sendiri. Nilai merah, ahhhhh, mau jadi apa aku ini!
Aku melangkahkan kakiku untuk kembali ke bangkuku. Teman-teman bertanya.
"Hey dapat berapa?"
"Hey nilai berapa?"
"Kamu berapa? Saya cuma 90. Orang lain seratus."
"Kayaknya saya yang paling rendah. Poin saya cuma 85. Yang lain antara 90 sampai 100. Hufff."

Tidaaaaak!!! Tidaaaak!!! Aku yang paling rendah!!! Aku yang paling bodoh!!! Aku yang paling dungu!!!

Aku sampai di bangkuku, lalu duduk dengan mendung yang menaungi otakku. Rasanya bangku itu memiliki duri sehingga aku pun merasa sakit untuk mendudukinya. Teman-temanku seperti para raja dan ratu, dan akulah satu-satunya budak disana... Sekali lagi, Tidaaaaak!!!!

Hampir saja membanting meja lalu melemparkan seluruh alat tulisku ke arah mana saja, tak sengaja aku melihat bola lampu kelasku. Aku langsung teringat pada sang penemu, Thomas Alva Edison...
 
Sang penemu bola lampu itu awalnya merupakan anak yang bodoh. Mungkin lebih bodoh dariku. Dia langsung mendapatkan predikat bodoh dari gurunya. Sedangkan aku, mungkin tak secara langsung.

Dia di keluarkan dari sekolahnya karena sangat bodoh. Lah aku, nilai empat puluh gak mungkin dikeluarin kan? Terus Edison akhirnya belajar di rumah. Sosok ibu menjadi pengajarnya. Dia dengan bebas menikmati buku-buku ilmiah yang umunya dibaca oleh orang dewasa. Lalu dia memulai percobaan mandirinya di laboratorium pribadinya yang dibuatkan oleh sang ibu.

Ketika dia dewasa. Dia berhasil menciptakan sebuah alat yang pada zaman ini ditemui dimana-mana dan orang pasti mengomel ketika alatnya itu mati atau tidak ada, ya, bola lampu.
Tidak mudah Edison menciptakan bola lampu. Dia gagal sebanyak 9.998 kali. Dan dia berhasil menyalakan bola lampu pada percobaannya yang ke 9.999. Waw, aku pun baru satu kali ulangan tapi kok udah putus asa ya?

Penemuan patennya yang lain adalah Proyektor, Gramofon, dan masih banyak lagi. Totalnya ada 1.093 penemuan patennya.

Lalu mataku terlempar pada LKS PKn yang ada di atas meja. Langsung teringat, waduh PR belum selesai. Tapi ada ingatan yang lebih dominan, yaitu mengenai Abraham Lincoln.

Presiden Amerika Serikat ke-16 yang menjelaskan bahwa demokrasi itu ialah "dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat" memiliki masa kecil yang menyedihkan. Dia miskin. Dia hanya mengenyam pendidikan satu tahun di masa kecilnya. Tetapi dia sudah dapat membaca, menulis, dan menghitung.

Di usia ke 9, ibu Lincoln meninggal dunia.
Di masa dewasanya dia sempat menjadi seorang pengusaha, namun dia jatuh bangkrut.
Tahun 1835, istrinya meninggal dunia
Di usia ke-23, dia mencalonkan diri menjadi menjadi seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah daerah Illinois, namun gagal kembali.
Kembali menjadi seorang pengusaha, lagi-lagi bangkrut.
Usia ke-34 dia gagal menjadi anggota kongres
1856, gagal jadi wakil presiden
Usia ke-47 gagal lagi menjadi anggota senat
Dan di tahun 1860 pada usia 51, inilah klimaks dari pengorbanannya, dia menjadi Presiden Amerika Serikat yang dicintai rakyatnya. Sampai-sampai ada monumennya, Abraham Lincoln Memorial

Ternyata, orang-orang yang berpengaruh di dunia memulai kesuksesannya dari kegagalan. Ini sontak menyadarkanku, mengapa aku harus putus asa padahal kegagalanku belum ada apa-apanya dari kegagalan mereka?

Malah seharusnya kegagalanku ini dapat menjadi penyemangat bahwa aku harus belajar dan berusaha lebih keras.
Pengorbananku belum sekeras pengorbanan mereka.
Keringat dinginku tidak sedramatis keringat perjuangan mereka
Amarah dan beban mental yang aku rasakan tidak sekeras tekanan yang mereka rasakan di proses menuju kegemilangan.

Dan aku sadar, bahwa setiap kegagalan yang aku alami bukanlah sebuah kiamat yang memblokade jalur menuju kesuksesan.
Tetapi, setiap kegagalan yang aku alami adalah katalis yang memicu semangatku berkobar lebih membara daripada sebelumnya.
Kegagalan yang menjadi guru terbaik dalam pencapaian keberhasilan merupakan suatu enzim yang memecah kesulitan menjadai beberapa kemudahan yang dapat aku tangani.
Kegagalan yang merupakan pendobrak tembok ketidaktahuan yang menghalangi koridor-koridor yang berujung pada cahaya masa depan.

Ya! Aku tahu! Kegagalan tidak bisa menghentikanku!
Dengan refleks langsung saja aku naik ke atas meja lalu meninjukan kepalan tanganku ke langit dan berteriak,
"Walau nilai empat puluh, aku yakin aku akan menjadi orang sukses di masa depan!!"

Jelas semua orang yang berada di dalam ruangan kaget melihat tingkahku. Termasuk guru yang menyeramkan tadi. Beliau membalasku dengan teriakan,
"Apa-apan kamu ini?!!!!!"

"Maaf bu, kelepasan." singkat jawabku.

"Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras." - Thomas Alva Edison-


by Zuar
 
 


Selasa, 28 Agustus 2012

Cita-Cita Tinggi? Mengapa Tidak?!!!


Entry 2nd

Kadang, yang membuat saya kesal kepada para pemuda indonesia adalah satu perkataan sebagai berikut,

“Ah, gak mau bercita-cita terlalu tinggi. Nanti kalau gak kesampean kan jatuhnya sakit, dan mungkin aja jadi  kecewa berlebihan, sampai-sampai frustasi.”

Kata-kata inilah yang sebenarnya menyurutkan semangat anak bangsa zaman sekarang. Menutup pandangan mereka akan hal-hal positif yang menanti mereka di waktu yang akan datang. Menenggelamkan semangat agar terus berkreasi setiap harinya, lebih baik dan lebih baik. Memberikan doktrinasi “udahlah segini juga cukup” setiap harinya kepada pikiran mereka.

Padahal, cita-cita adalah salah satu hal yang paling penting di kehidupan ini loh kawan.

Kenapa?

Karena cita-cita adalah tujuan hidup kita di masa depan.

Karena cita-cita adalah patokan kita untuk melakukan kegiatan di hari ini dan hari yang akan datang.

Karena cita-cita adalah imaji paling manis yang dapat mengisi waktu luang kita dengan suatu kegiatan positif yang berdampak positif pula di masa depan.

Dan cita-cita adalah motor bagi semangat kita.

Dengan memiliki cita-cita, bukankah kita menjadi lebih terpacu untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan cita-cita itu? Dan itu sangatlah berdampak bagi kehidupan kita di masa depan. Misal, saya bercita-cita sebagai dokter. Setiap harinya saya berdoa agar cita-cita saya terkabul. Lalu saya menambah waktu belajar saya agar nanti bisa masuk jurusan kedokteran di universitas luar negeri. Jajan saya sedikit, karena saya sisihkan uang lebih banyak agar waktu kuliah nanti, saya tidak terlalu membebani orang tua. Dan saya sering surfing di internet untuk menjelajahi dunia kedokteran. Saya update akan dunia kedokteran.

Dapatkah kawan memperkirakan jadinya apa saya jika benar-benar melakukan hal-hal di atas?

Ya, belajar ditambah. Bidang sains, sosial, dan bahasa. Peluang besar saya akan mendapatkan beasiswa 100 % ke universitas luar negeri. Akademis bisa saya raih karena proses tadi.

Jikapun saya tidak ke luar negeri, mungkin saya bisa masuk universitas terbaik di Indonesia dengan jurusan kedokteran..

Dan kalaupun itu tidak terwujud, saya masih bisa belajar di fakultas kedokteran dimanapun itu universitasnya, walau swasta sekalipun. Tapi apa salahnya? Toh, yang dilihat bukankah kualitas pada diri kita masing-masing?

Ok, lalu, mungkin saya sudah memiliki tabungan yang berlebih untuk membiayai hidup saya di luar negeri bila saya kuliah di luar negeri. Atau di luar kota bila universitas terbaiknya ada di luar kota. Dan mungkin, bila itu tidak digunakan untuk biaya kehidupan (maksudnya masih dibiayai orang tua), saya bisa membeli perangkat penunjang kulia saya, misal literatur, PC, laptop, software, dan sebagainya. Dengan seperti itu, saya tidak terlalu membebani orang tua saya. Dan saya akan tetap belajar untuk menggapai cita-cita yang saya inginkan agar nanti dapat membahagiakan orang tua tercinta yang telah rela berkorban demi anak-anaknya yang tersayang.

Dan berpeluang besar, saya bisa menjadi seorang yang berpengaruh dalam discovery sesuatu yang baru dengan didukungnya oleh wawasan saya gara-gara sering surfing di internet tentang dunia kedokteran. Saya bisa kerja lebih muda dong karena discovery itu. Mengumpulkan wawasan dan pengetahuan, lalu berpikir, dan akhirnya mendapatkan sesuatu yang baru.

Dan hal-hal di atas semua dapat terjadi karena kita setiap hari berdo’a kepada Allah SWT. Di setiap usai sholat, kita berdo’a agar cita-cita kita terkabul. Dan kita berikhtiar untuk mewujudkannya. Akhirnya, tercapailah cita-cita kita itu. Allah memudahkan kita yang setiap hari beribadah dengan khusyuknya dan berdo’a agar cita-cita kita terkabul untuk menggapai cita-cita itu. Dan pada klimaksnya, seperti yang telah disebutkan tadi, kita pun akan menggapai cita-cita kita.

Dan setelah saya menyelesaikan studi kedokteran, saya langsung bekerja sebagai dokter. Banyak pasien yang berobat. Penghasilan saya lebih dari cukup untuk menghidupi saya, orang tua saya, dan keluarga saya. Akhirnya, saya dapat pergi haji bersama kedua orang tua tercinta.

Nah, ini semua dapat terjadi karena kita melakukan sebuah pengorbanan. Pengorbanan tenaga, waktu, dan finansial kita lakukan dari awal. Kita berdo’a, belajar di waktu luang, dan berkorban uang jajan agar dapat kita sishkan untuk menabung demi masa depan. Inilah pengorbanan paling manis sepanjang masa. Pengorbanan yang berujung pada sebuah kesuksesan yang tak ternilai harganya dibandingkan dengan pengorbanan kita di masa lalu.

 

“Tapi, bukankah kemungkinan cita-cita kita tak terkabul masih ada?”

Memang benar masih ada. Tapi walaupun tidak terwujud, tetapi kita telah naik tingkat menjadi seseorang yang lebih baik akibat pengorbanan kita untuk menggapai cita-cita itu. Tak ada namanya “jatuh dari cita-cita”. Pengorbanan demi pengorbanan yang kita lakukan otomatis menaikkan level kita. Dan kita pun akan tetap menjadi seseorang yang lebih baik dari dahulu, dan malah berguna bagi orang lain.

“Cari aman ah. Cita-citaku gak mau terlalu jauh.”

Sifat seperti ini harus kita buang jauh-jauh kawan. Motivasi akan seret jika kita terus bersifat seperti ini. Kita akan bekerja segitu-gitu aja. Gak ada peningkatan karena tujuan kita pun hanya sesuatu yang pas-pasan. Tak ada nilai waw, spektakuler. Semangat akan runtuh. Malas akan merambah. Dan nantinya, apakah akan sukses dengan ikhiar yang tidak optimal?

Toh, pepatah memgatakan,

“Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”

Dan kita pun belum tau langit itu ujungnya dimana. Langit itu setinggi apa. Jadi bebas dong kita bercita-cita. Setinggi apapun. Semuluk-muluk apapun.

Yang dilihat sebenarnya bukan hasil akhir kawan. Melainkan proses bagaimana kita berkorban untuk menggapai cita-cita kita.

Jika kita berikhtiar sepenuh hati dan tenaga, maka peluang besar cita-citamu akan terwujud. Dan walaupun tidak terwujud, kawan telah jauh berada di level atas daripada orang-orang yang cita-citanya gak mau tinggi-tinggi.

Jadi, bukankah cita-cita itu memang harus tinggi? Ya, agar kita tetap terus berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Maka dari itu, bercita-citalah yang tinggi dari sekarang kawan. Ayo semangat! Allahu Akbar!

“Cita-citaku ingin menjadi seorang dokter yang memimpin ikatan dokter sedunia!”

“Cita-citaku ingin menjadi seorang astronot yang berhasil menemukan planet yang bisa dihuni oleh manusia!”

“Cita-citaku ingin menjadi seorang arkeologi yang dapat memecahkan misteri Piramida!”

“Cita-citaku menjadi seorang anggota Power Ranger!!! (???)”

Oke, di akhir entry ini, saya akan menyampaikan quotes yang InsyaAllah dapat memberi motivasi kepada kawan semua.

“Pengorbanan merupakan suatu garis lurus yang ditarik dari titik kemelaratan menuju titik klimaks kesuksesan”

Sekian, bertemu di entry berikutnya... by Zuar

Senin, 27 Agustus 2012

Perkenalkan!

Bismillahirahmanirahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu kawan semua,,

Ini adalah kali pertama saya menuliskan entry di alamat blog yang ini, hehehe

Sebelumnya ada juga blog saya yang lain, lebih dari satu, dan lebih tidak terurus. Kalau penasaran (lah baru aja perkenalan) bisa cek blog saya yang agak terurus di www.writion.blogspot.com.

OK, untuk the first entry, lebih baik kita berta'aruf dulu ya kawan,
ada pepatah yang mengungkapkan bahwa,

"Tak Kenal maka Tak Sayang"

Nah, dari pepatah yang masih saya tak mengerti apa maknanya itu, yang pasti kata sayang disana memiliki cakupan yang luas, maka dari itu, perkenalkanlah diri saya ini,

Lazuardi öğrenci
Agar mudah diingan bisa dipanggil Zuar saja,

Oke, mungkin itu perkenalannya.
sesingkat itu?
Mengapa???
Ya, karena saya bagaikan superhero yang identitasnya harus disembunyikan, hahaha

Oke, beralih kepada tema blog ini.
Setiap paragraf pasti punya ide pokok.
Dan setiap prosa pun pasti punya tema.

Tema yang akan saya usung untuk blog ini adalah,
MOTIVASI DAN PENGETAHUAN hahaha

Tenang kok, bukan pengetahuan berupa rumus-rumus yang bisa membuat orang-orang keringat dingin, hehe
Tetapi pengetahuan yang spektakuler dan belum banyak orang yang mengetahuinya, waw...

Ya, insyaAllah, tulisan yang saya ciptakan mudah-mudahan dapat menginspirasi para pembaca semua, (amin) (hehehe)

Oke, demikianlah tulisan pertama yang tak jelas apa maksudnya, semoga bermanfaat. hehe salam kenal..